Tuesday 12 September 2017

Untuk Sewindu


Kawan,

Akhirnya aku bisa kembali memanggilmu kawan. Entahlah, mungkin ini percaya diri yang terlalu dini, tapi rasanya aku boleh mengapresiasi diri atas kerja keras berbulan-bulan ini. Memproses. Menerima. Menjaga. Gagal dan jatuh. Bangkit lagi, kembali memproses. Menerima. Menjaga....

Kita gagal dan jatuh berulang kali.

Bukankah dulu kita juga saling menjaga? Aku tak pernah menduga begitu susah kembali ke titik yang kita pernah begitu biasa. Tapi... kita bisa.

Kita menolak saling membuang, kawan. Dan aku selalu tahu berjalan denganmu kita akan sampai tujuan. Kita telah naik kelas: kau dan aku mampu menerima tanpa harus melupakan. Mengakui bahwa kita pernah berusaha sekuat tenaga. Menyayangi hingga pasrah. Mengarungi badai berdua hingga habis asa. Mendobrak - tidak takut meretakkan hati sendiri untuk satu sama lain. Mencoba dari awal lagi. Memaksa diri kembali berburu, mengecap teritori asing di luar sana yang sudah lama tak kita jumpa.

Dan aku berterima kasih kita telah begitu dewasa menghadapi perpisahan.

Kawan,

Aku titipkan kau untuk disayangi lebih dalam.

Lebih tak mengharap balas, lebih tak cemburu, lebih tak berkesudahan, lebih sabar menanggung segala sesuatu.

Jika kau menemukan kasih itu, belajarlah darinya, jagalah ia, dan mampirlah berdua menyapaku.


Bandung, September 2017