Wednesday 27 July 2011

Pinggir

Sahabatku, aku memperhatikanmu menyapu kenanganmu
Mencicip kurma demi kurma untuk memuaskan dahagamu
Tapi oase tetap hilang tertutup ilalang

Sahabatku, biar kuberi tahu
Apakah engkau telah seputus asa itu?

Kadang padang gurun melahirkan fatamorgana
Jangan terkecoh karenanya

Kadang panasnya gurun membuat rumah yang sumuk terasa sejuk
Lebih manis dari sejatinya
Jangan terkecoh karenanya

Sahabatku, aku memperhatikanmu menyapu kenanganmu
Yang terserak di atas pasir...


hanya memperhatikan... nasehat akan tetap tiada untukmu, sahabatku. karena kita tidak akan pernah saling menasehati, dan aku akan tetap memperhatikanmu tanpa komentar, siap membaca ceritamu.

Paham

Jangan pandangi aku seperti itu.
Karena mungkin aku akan menyimpannya...
Semalam, sehari, sebulan, setahun; siapa yang tahu.

Jika kau pandangi aku seperti itu
Jangan berikan untuk yang lain.

Kewajiban

Setiap cinta akan berubah menjadi kewajiban.
Tidakkah begitu?

Maka itu, aku lebih suka menjaga jarak denganmu.
Karena kita akan segera membosankan.
Dan kau akan jadi sekedar kewajiban.

Allah

Jika memang kamu satu,
Absolut itu tak ada;
Kitab suci sekedar canda,
Dan pemuka agama penjilat belaka.

Jika memang kamu jamak;
Relatif pun sudah tiada,
Dan semua cerita yang dilantunkan di dunia adalah perang;
Karena yang selamat hanya yang percaya...

Kami bertopeng,
Juga mereka yang tak berani menyebutmu dengan nama.
Dan bagaimana bisa aku memohon ampun atas dosaku,
Ketika berdosa pun sebuah doktrin tak utuh,
Dan neraka hanya angan-angan kekal.

Namun hai engkau yang tak kukenal,
Kepada siapa aku berdecak kagum?
Ketika bulan bintang dan alam terlalu cantik tuk dikagumi,
Dan cinta terlalu indah tuk dimengerti.