Thursday 17 September 2009

nada

nada-nada
akor yang tersusun sempurna, juga improvisasi buta yang tak kenal tangga nada
tapi nada-nada itu tak pernah cacat sekalipun ia sumbang
karena ia tidak terbatas harmoni

aku merajut nada-nada di hatimu
tapi nada-nada itu telah mati
terhalang improvisasi yang terlalu hati-hati, tertelan kesempurnaan harmoni yang kehilangan jiwa
lalu kita sepaham
bila akor tidak terdengar harmonis, maka sumbanglah namanya
marilah masing-masing nada mencari pasangannya
akor-akor itu sudah tetap hukumnya, bukan?

nada bukan molekul, kawan
ia tak tahu ikatan kovalen ataupun ionik
ikatannya hanyalah jiwa yang termanifestasi dalam suara
kau tak perlu takut untuk meledakkannya, karena ia tak punya unsur kimia
mungkin akor yang tidak terdengar harmonis itu hanya belum terdengar harmonis
ada saatnya menikmati sumbangnya proses*, bukan?
bukan tempatnya kalau kau bujuk aku menghindar

kita menyerah
karena ingin membuat lagu yang terlalu indah...


*proses terbiasa dengan kesumbangan itu. kesumbangan pada akhirnya akan menjadi harmonis ketika kita berpikir bahwa itu harmonis.

Saturday 5 September 2009

salam damai

lihat mataku
ketika kau beri remas pada tanganku



apakah itu salam damai?

menempelkan tangan dengan muka entah menghadap apa?
atau
formalitas belaka dengan hati entah dimana?
atau
upaya simbolik dari gereja agar umatnya tampak seperti sesuatu yang mereka harapkan?


aku tak mengenal kau
bahkan
memberikan salam pun tampaknya kau enggan

definisikan salam!
definiskan damai!
lalu maknai



jangan buat Yesus yang tergantung di atas sana
menertawakan kita miris

Friday 4 September 2009

negative perspect-eve

jahit mulutku
karena aku terlalu senang
kalau kau menunduk malu ketika aku menyayat dengan kata-kata

lidah setajam pedang




bahasa

aku menyebutnya kekejaman
pemisah (ketika satu kelompok bersatu, mereka sedang memisahkan, bukan?)
pemaksa
alat kuasa

karena aku memakai bahasa
untuk membuat luka