Kau bilang aku membuatmu merasa dipahami. Sabar, sayang.
Mungkin tak hanya kau yang merasa begitu.
Tapi aku memang memahamimu. Aku memahami bahwa bagimu tiap
yang manusia lakukan adalah bagi dirinya sendiri. Dan memang seharusnya
demikian bagimu.
Aku bisa saja bilang aku memilihmu karena engkau adalah
engkau. Engkau yang mampu mengartikulasikan segalanya. Engkau yang berkomunikasi
baik tanpa usaha. Engkau yang cerdas. Engkau yang berpikir selangkah lebih
maju. Engkau yang andal. Engkau yang peduli dengan apa yang aku rasakan. Engkau
yang menyayangiku. Engkau yang selalu membuatku merasa punya teman menghadapi
apapun yang kita lalui. Engkau yang memaafkan. Engkau yang kadang tidak wajar.
Engkau yang nyaman bersamaku. Engkau yang tidak mudah dipuaskan. Engkau yang
mudah kesal. Engkau yang kadang merasa sendirian. Engkau yang menatap hidup dan
bertanya-tanya. Engkau yang kadang meragu. Engkau yang rapuh. Engkau dan
rahasia-rahasia kecilmu yang kau bagi denganku.
Kejujuran dan doronganmu memberiku ruang untuk berani jujur.
Kau membantuku mengidentifikasi dan mengungkapkan hal-hal yang mengganggu, agar
kita bisa lebih logis mengelola rasa, bahkan ketika itu tidak masuk akal. Kau
mewujudkan kita yang mengapresiasi baik dan buruk sebagai persepsi dan situasi.
Kau merealisasikan kita yang sanggup menegosiasi dan memufakati langkah kecil
untuk memperbaiki.
Engkau melengkapi semua yang pernah aku harapkan namun
tak aku dapatkan. Engkau membuat ekspektasiku terbayar. Dan bagimu, yang
kuapresiasi darimu bermuara pada diriku sendiri.
Tapi ada yang mengganjal.
Aku tak ingin kita lupa bahwa kau dan aku adalah diri kita
masing-masing. Dan aku ingin kau mawas, bahwa mudah mencintai persepsi kita
sendiri akan seseorang. Kadang kita sukar membedakannya dengan seseorang itu
sendiri.
Tapi kau adalah kau, dan aku adalah aku. Kau adalah proses
internal yang berbeda denganku, kecerdasan yang berbeda denganku, kemampuan
beradaptasi yang berbeda dengaku, persepsi yang berbeda denganku, pengalaman
dan sejarah yang kau cerna tanpa pernah kutahu bagaimana kau mengolahnya.
Sebagian darimu adalah pengalaman batin yang tidak kukenal.
Aku membuatmu merasa dipahami, tapi mari kita tidak lupa
bahwa itu hanya persepsi. Kau dan aku adalah entitas yang berbeda, dan aku
ingin mengasihimu sebagai engkau, dan aku dikasihi sebagai aku. Sanggupkah kita
menyadarkan diri bahwa ide ku tentang mu belum tentu kamu, dan ide mu tentang
ku belum tentu aku?
Karena kukira, aku jatuh cinta padamu, bukan bayanganku akanmu.